Mahasiswa Sempurna

Sering terlintas di pikiran saya bagaimana sosok mahasiswa yang sempurna. Saya tidak terlalu memikirkannya dan terobsesi menjadi mahasiswa sempurna tersebut. Tapi hanya di saat-saat saya down dan melihat ketidaksempurnaan mahasiswa yang lain, fikiran itu muncul kembali. Em, kali ini sebenernya mungkin bisa dikatakan curhat, tapi juga sebenarnya saya ingin berbagi kepada temen-temen bagaimana sih kriteria mahasiswa yang sempurna itu. Agree? 😉 Leave your comments here 💡

Ilustrasi

Jadi mahasiswa sempurna itu…


Otaknya encer, ketika ada pertanyaan dari dosen, ia mampu menjawabnya secara sistematis dan logis

Fikirannya kritis, ketika ada hal yang tidak beres dari presentasi dosen atau mahasiswa lainnya, ia mampu memberikan pelurusan dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan

Suka berbagi, ia mau menyediakan waktu untuk menjelaskan materi kuliah kepada teman-temannya yang belum mengerti sepenuhnya materi kuliah dari dosen. Penjelasannya mudah dimengerti dan disampaikan dengan cara yang unik dan membantu penguasaan materi kuliah dengan baik

Rajin membaca literatur, baik literatur berupa buku rekomendasi dosen, jurnal, maupun artikel ilmiah.

Jadi mahasiswa sempurna itu…


Berjiwa leadership, ia siap menjadi pemimpin ketika teman-temannya membutuhkan. Ia bersedia mencurahkan sebagian besar waktu dan fikirannya untuk menjadi leader bagi tim yang ia pimpin. Ia mampu memberikan tugas kepada masing-masing anggota dengan tepat (the right man in the right place) dan mampu mengontrol perkembangan tugas setiap anggota

Berjiwa wirausahawan, ia tidak lagi menggantungkan hidupnya dari biaya orang tua. Ia mampu menghidupi dirinya sendiri. Ia mampu mengorganisasikan keuangannya secara mandiri sehingga tak ada lagi namanya bokek ketika akhir bulan

Berjiwa sosial, ia akrab dengan teman-teman yang sudah lama dikenalnya, bahkan orang yang baru dikenalnya. Dengan humor yang kocak dan mencairkan suasana, ia mampu membwa suasana obrolan menjadi tidak kaku dan mengalir apa adanya

Berjiwa religi yang kuat, ia rajin beribadah sesuai agama yang ia anut. Misalkan saja ia seorang muslim, rajin beribadah itu dilihat dari ketepatan ia menjalankan shalat lima waktu, dzikir yang ia renungkan setiap ba’da shalat, menjalankan shalat sunnah lainnya. Serta mampu memberikan penjelasan terkait agama Islam kepada teman-temannya yang masih awam.

Berjiwa organisator, ia aktif dalam organisasi dan kegiatan-kegiatan kampus. Baik sekedar menjadi anggota divisi atau menjadi koordinator divisi, atau bahkan ketua umum organisasi/kegiatan. Dengan jiwa leadership dan jiwa kreatifnya, ia mampu membawa organisasi dan kegiatan yang ia ikuti menjadi lebih baik dengan cara yang unik dan menarik.

Jadi mahasiswa sempurna itu…


Berpenampilan baik, dalam artian rapi, sopan, intelek dan kredibel ketika kuliah atau momen formal lainnya, bukan pakai kaos dan sandal, tapi ia memakai kemeja berkerah dan sepatu. Kenapa harus kemeja dan sepatu? Kenapa tidak boleh kaos dan sandal? Ya, stereotype orang rapi di benak orang banyak seperti itu.

Berwawasan luas, ia mampu menanggapi obrolan santai atau bahkan memulai obrolan dengan topik yang disukai oleh lawan bicaranya. Sesekali ia menyampaikan pesan positif tersembunyi di balik obrolannya itu dengan cara yang unik dan mengena di benak lawan bicaranya. Dalam kata lain, selain ia berwawasan luas, ia juga pandai bersilat lidah untuk mempengaruhi lawan bicaranya

Suka bersyukur alias jarang mengeluh di depan publik bahkan jarang. Ia selalu menampakkan energi positif yang ia miliki hari itu. Ia mulai harinya dengan syukur bahwa ia diberi nikmat kehidupan. Selanjutnya ia lakukan aktvitas rutin dengan penuh semangat dan keceriaan. Ia motivasi teman-temannya yang sedang berada/menuju `titik bawah` kehidupannya. Ia tidak mengeluh karena tugas bejibun, ia tidak mengeluh karena banyak kegiatan bejibun, tapi tanpa mengeluh ia kerjakan semua tugas dan kegiatan dengan maksimal.

Manajemen waktu yang baik, ia mampu mengatur slot waktu kesehariannya dengan baik. Misal saja pukul 9 sudah beristirahat, kemudian dini hari ia bangun lagi untuk beribadah malam hari dan mereview materi kuliah sebelumnya dan selanjutnya. Pagi hari ia sarapan dan berolahraga pagi sekedarnya. Masuk kuliah tepat waktu dan membuat catatan selagi dosen menerangkan materi kuliah. Ia rencanakan target hari itu serta plan A dan plan B hari itu dalam benaknya sendiri. Tak ada waktu luang yang ia sia-siakan, ia gunakan setiap waktu yang dimilikinya untuk kegiatan positif, entah baca surat kabar atau mencicil tugas kuliah yang begitu bejibun.

Berprestasi, ia memiliki prestasi yang membanggakan. Baik prestasi akademik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional, maupun prestasi non-akademik. Prestasi akademik seperti juara lomba olimpiade internasional dan prestasi non-akademik seperti juara lomba cerpen nasional. Artikel yang dimuat di surat kabar harian nasional juga merupakan prestasi tersendiri bagi mahasiswa tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa tulisannya mampu menembus redaksi nasional serta berhak dan layak dikonsumsi publik.

Akrab dengan dosen, dengan otaknya yang encer dan kepiawaiannya berbicara, ia mampu menarik simpati dosen. Hal ini bukan karena harapan dinaikkannya nilai mata kuliah bersangkutan. Namun hal ini berhubungan dengan relasi dan kemudahan berkomunikasi antara mahasiswa dengan dosen. Jika saja ada satu keperluan seperti meminta rekomendasi tempat kuliah selanjutnya atau kabar pekerjaan freelance yang bersifat proyek dan dikerjakan secara tim dengan dosen bersangkutan. Lumayan kan? Hehehe :mrgreen:

Punya visi misi yang jelas, bukan visi misi yang diutarakan ketika kampaye sih, tapi lebih ke visi misi hidup. Ia sudah punya tujuan jangka panjang dan tujuang jangka pendek. Langkah detail untuk mencapai masing-masing tujuan itu pun sudah tertulis dengan baik. Dalam kata lain, dalam benaknya sudah terpikirkan alur hidup bagaimanakah yang akan ia jalani nanti. Baik 5 tahun ke depan, 10 tahun ke depan, bahkan 20 tahun setelah ini.

Jadi mahasiswa sempurna itu…


INSPIRATIF! Saya kurang bisa menjelaskan detail tentang ini. Yang jelas ketika seorang mahasiswa bisa mendapatkan kriteria di atas dengan baik, saya rasa predikat inspiratif akan muncul dengan sedirinya. Iya nggak?

Keberadaannya dibutuhkan. Kalau dalam agama Islam, predikat orang itu yakni orang halal. Orang halal itu bukan berarti halal dimakan, tapi orang itu dibutuhkan kehadirannya dalam suatu lingkungan. Adaaa aja yang kurang ketika orang tersebut tidak hadir. Seakan-akan bertemu dan ngobrol dengan orang ini menjadi asupan wajib sehari-hari. B-)

Terakhir, jadi mahasiswa sempurna itu…


Ada kriteria-kriteria lainkah? ❓ 😀

21 respons untuk ‘Mahasiswa Sempurna

  1. intentionally atau gag,
    kea.a kag yunus ini udah jdi mahasiswa yg sempurna deh tampaknya…
    hhahahahaha 😀

    Well said by the way kag!
    aq stujuu ma smua kriteria d.atass 🙂

    Suka

    1. 🙂 Makasih dek atas doanya. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, tapi tak ada yang salah ketika kita berusaha menuju kesempurnaan tersebut.
      Yuk semangat menjadi yang terbaik! 😀

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.