Seandainya saja subsidi BBM dipertahankan beberapa tahun ke depan, kira-kira apa yang akan terjadi? Kemudian seandainya saja subsidi BBM dihilangkan, apa yang akan terjadi? Beberapa pendapat di bawah merupakan opini pribadi yang belum disertai riset mendalam. Silakan memberikan opini Anda di kolom komentar.
Jika subsidi BBM dihilangkan,
mungkin akan terjadi inflasi besar-besaran. Hal ini dikarenakan naiknya biaya bahan bakar dalam proses produksi dan distribusi. Mungkin kondisi fiskal akan kolaps dan tingkat kemiskinan akan menjadi semakin tinggi.
Akan tetapi jika subsidi BBM masih saja dipertahankan, mungkin kebutuhan negara terhadap pasokan BBM akan semakin membengkak. Hal ini dikarenakan tingginya disparitas harga antara BBM subsidi dan BBM non-subsidi yang membuat rakyat lebih memilih untuk menggunakan BBM subsidi. Sekalipun BBM subsidi seyogianya dikonsumsi oleh golongan tidak mampu, banyak juga yang bandel dan tak peduli.
Langkah pemerintah dalam membatasi konsumsi BBM subsidi ini sudah dilakukan dengan cara mewajibkan mobil dinas instansi pemerintah menggunakan BBM non-subsidi. Namun agaknya hal ini tidak cukup, pada faktanya kuota yang sudah ditetapkan, tidak mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun 2013.
Ada pula pendapat yang mengatakan penghapusan subsidi BBM merupakan salah satu langkah liberalisasi migas. Penghapusan tersebut akan mengakibatkan persaingan dengan SPBU asing. Dengan kekhawatiran bahwa Pertamina belum siap, maka SPBU asing akan menguasai sektor migas, sebuah sektor yang seharusnya dikelola dan dikendalikan oleh pemrintah, bukan asing. Jika demikian, bisa jadi hal tersebut mencegah perusahaan asing untung namun negara menderita kerugian dan hutang melilit yang semakin besar setiap tahunnya. Pemerintah saat ini berada dalam kondisi dilema dan harus memberikan keputusan yang terbaik tentang masa depan sektor migas ini.
Menurut saya,
Pembatasan konsumsi BBM subsidi dapat dilakukan dengan pengurangan antrian BBM subsidi. Dengan adanya pembatasan tersebut, maka antrian BBM subsidi akan semakin panjang, lama, membosankan, dan mengesalkan. Ketika melihat antrian BBM non-subsidi yang sepi, hal tersebut bisa jadi membuat orang beralih konsumsi BBM non-subsidi. Dengan dalih yang awalnya menghindari antrian panjang, hal ini dapat membuat orang sadar sebenarnya mereka masih bisa hidup walaupun menggunakan penggunaan BBM non-subsidi (seperti yang saya lakukan walaupun dengan dalih awal yang berbeda).
Selain itu, saya punya ide bagaimana jika dipasang tulisan `premium diperuntukkan bagi golongan tak mampu` di alat pengisian BBM, bukan sekedar spanduk di setiap pom bensin. Jadi tulisan tersebut memiliki kemungkinan lebih besar untuk dibaca oleh orang yang mengisi BBM dengan premium. Saya pikir dengan pendekatan psikologis seperti ini akan membuat orang enggan dan gengsi untuk mengisi premium lagi karena dia merasa dirinya bukan orang tak mampu.
Artikel terkait
- Menghitung Harga Jual BBM 2013 oleh Ichsanuddin Noorsy [Media Indonesia 4 Januari 2013]
- BBM Biang Keladi Defisit Perdagangan* [Kompasiana Ekonomi 14 Januari 2013]
Menurut kamu, apa ya yang bisa menjadi solusi pembatasan konsumsi BBM subsidi?
gimana ya. saya sih ngikut apa kata mereka 😆
SukaSuka
mengurangi BBM mungkin dengan memberikan solusi transportasi masal yg murah ^_^
SukaSuka
sudah ada commuter line, transjakarta, kopaja, metro mini, dsb. tapi anggaran subsidi BBM tahun lalu masih jebol.
SukaSuka
Transportasi massal yang murah saja belum cukup sepertinya. Harus didukung dengan kualitas alat transportasi juga, baik dari segi kenyamanan maupun pelayanan. Saya sendiri termasuk yang malas naik angkot terkait dua hal tersebut. Kalau transportasi massal sudah “layak” pakai, mungkin masyarakat akan merasa lebih mudah untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan massal. Harapannya, penggunaan kendaraan pribadi dapat ditekan dan “penyelewengan” BBM bersubsidi dapat berkurang, atau bahkan hilang sama sekali.
SukaSuka
benar sekali. kualitas tranportasi publik perlu ditingkatkan lagi baik dari segi kenyamanan dan keamanan. transportasi publik harus mampu saling terintegrasi sehingga masyarakat mampu menjangkau sebuah tempat dengan mudah dan tidak perlu naik angkutan umum berkali-kali. layaknya sebuah website, untuk menuju sebuah halaman, pengunjung hanya perlu beberapa klik (kalau bisa ya cukup satu klik). namun sayangnya menurut saya solusi ini baru bisa berlaku beberapa tahun lagi (jangka panjang). amin.
SukaSuka