Sepulang mudik, kami sekalian mampir ke Purwokerto selama dua hari. Hari pertama, kami menginap di Luminor, lokasinya pusat kota dekat alun-alun. Hari kedua, kami menginap di Baturraden.

Opsi menginap di Bobocabin awalnya ide istri. Cuman saya kasih opsi lainnya di Bayan Village. Istri setuju untuk menginap di Bayan Village saja. Eh pas mau pesen, ternyata eh ternyata, Bayan Village sudah full booked.
Kondisi saat itu memang saya telat pesan. Baru coba book kamar di Bayan Village di hari kedua kami di Pwt dini harinya. 😅 Saya pun agak panik, waduh gimana nih. Saya coba cek Tiket.com, saya cek Traveloka, saya cek Agoda, dst, tak ada harapan.

Akhirnya saya coba book saja Bobocabin di Tiket.com. Untungnya masih kebagian. Alhamdulillah. Selesai booking, saya cek instruksi di resi booking. Keterangannya begini, saat check in, kami diminta untuk install aplikasi Bobocabin dan akan dijadikan sebagai “kunci digital” untuk membuka pintu kamar Bobocabin.
Setelah install aplikasinya, eh ternyata bisa booking lewat aplikasi tersebut dong. Trus ternyata bisa lebih murah dong. Harga kamar tanpa sarapan di Tiket.com sama dengan harga di aplikasi Bobocabin dengan sarapan. 😭 Nyesel banget ga tuh. Hahaha.
Saya coba batalkan booking di Tiket.com tapi tak bisa karena Non Refundable untuk pemesanan di hari yang sama dengan hari menginap. Saya coba minta banding untuk Refund selisih harga tapi ditolak karena memang harga di aplikasi bisa lebih murah karena potongan promo di aplikasi yang lebih besar daripada potongan promo di Tiket.com. Sedang ketentuan banding refund selisih harga bisa diajukan jika tanpa adanya promo potongan harga di kompetitor/tempat pemesanan yang lain.
Baiklaaaaah. Ya sudah lah, saya terima saja nasib “salah pesan harga” ini. 😭
Setelah check out dari hotel, kami makan siang di Tengkleng Ndeso. Setelah itu, kami meluncur ke Baturraden. Perjalanan hanya 30 menit. 😭 Enak banget gak sih, hidup di tengah kota, mau healing tinggal jalan ke “puncak”, perjalanan cuman setengah jam. 🤯

Kami masuk area Wanawisata Baturraden. Jalanan cukup terawat, paling ngga, bukan yang parah banget. Tapi kebayang, kalo malem pasti serem. 👀 Namanya juga daerah hutan ya.
Proses check in cukup mudah, pastikan aplikasi Bobocabin sudah terpasang (installed) di ponsel. Staf akan melakukan verifikasi dan aplikasinya akan generate QR agar kita bisa scan pada pintu kamar dan membukanya.




Aplikasi Bobocabin
Unik. Selain digunakan sebagai kunci pembuka pintu, aplikasi juga digunakan untuk chat ke staf, sebagai pengganti telepon kamar. Ada informasi aktivitas yang bisa dilakukan di sekitar Bobocabin dan referensi menu makanan jika sedang lapar.
Selain itu, aplikasi juga bisa digunakan untuk membuka/mengunci pintu dan membuat jendela menjadi terang (clear) atau blur sebagai pengganti tirai. Tapi ada tirai beneran juga sih, agar tamu lebih nyaman.
Selain itu, aplikasi juga bisa digunakan untuk mengganti mood ruangan/kamar dengan mengubah warna lampu. Haha kocak sih, gue dan anak anak norak banget lampunya bisa dibikin warna macem macem. 😂
Nah kalo penginapan biasa kan, check out itu mengembalikan kunci. Di Bobocabin, check out semudah klik tombol checkout. Canggih!
B-Pad Screen
Oh iya, selain lewat aplikasi, ada juga interface berupa tablet di kamar, namanya B-Pad Screen.

Melalui B-Pad Screen, kita juga bisa mengatur intensity keterangan lampu, mirip dengan cara mengatur terangnya layar ponsel. Selain itu, B-Pad Screen dapat memberikan vibes suara alam berupa sungai atau hutan. Maunya dengerin suara musik? Bisa, hubungkan saja ponsel ke B-Pad Screen melalui Bluetooth dan mainkan musik favoritmu.
Aktivitas
Di Bobocabin ga ada televisi ya. Kalau mau ada entertainment, bisa sewa proyektor dengan durasi per jam (kirain bisa disewa sampe checkout 😂). Selain proyektor, kita juga bisa request api unggun, barbeque, dst.



Makanan
Kami menginap tanpa sarapan dan kami juga tidak memesan makanan di sana, jadi saya tidak bisa memberikan testimoni ya.
Sore sore sih ada aja penjual yang nongkrong di parkiran Bobocabin. Kemarin aja kami beli cireng isi buat ganjel sampai makan malem yang kami beli di luar area Wanawisata. Pagi pagi juga ada penjual nasi tapi kami ga beli karena kami sudah sarapan perbekalan yang sudah kami siapkan di hari sebelumnya.

Kabin
Harusnya saya sebut kabin aja ya, bukan kamar/ruangan. Isinya cukup compact, begitu masuk, bagian kanan dekat jendela, sudah ada kasur yang nampaknya berukuran 200×200 (?). Luas menurut kami, karena saya, istri, dan 2 anak saya muat tidur di atas kasur. 😂 Biasa di hotel lain, kamu tidur miring dan kaki saya biasanya ngatung di pinggir kasur.
Di bagian kiri, ada meja kecil dan area kecil untuk menaruh beberapa barang kecil. Kalau tas dan barang besar lainnya, bisa ditaruh di storage bawah kasur.
Selain itu, di bagian kiri ada kamar mandi dan toilet. Tersedia air hangat tapi hanya tersedia 15 liter atau estimasinya cukup untuk aktivitas mandinya 2 orang dewasa. Begitu air panas habis, air panas selanjutnya baru tersedia 2 jam kemudian. 😂
Di atap, ada jendela mati yang kita bisa buka/tutup dengan tirai. Desain kabin cukup bikin kagum kami berempat.

Area Bobocabin
Lokasi kami di Cabin 31, bagian pojok kiri. Pemandangannya sih so so, kalau ada kesempatan lagi sih, kami ingin menginap di nomer yang lain, misalnya 1-8.
Btw saya baru ngeh, dari area Bobocabin bisa langsung ke area curug Tirta Sela, saya pikir harus jalan dengan motor/mobil terlebih dulu. Wah sayang banget sih aseli. 😭
Ada area komunal api unggun yang lebih besar dan luas. Api unggun juga bisa dilakukan depan kamar masing masing sih. Cuman ya kecil aja.

Harga
Sekilas, menginap di kabin yang seuprit dibayar dengan mahal, jika dipikir lagi, worth it, pake banget. Karena sebenarnya kita bukan hanya bayar kabin tapi konservasinya juga. Bayangin aja, membangun area penginapan dengan tetap mempertahankan area hijau dan tetap mengutamakan kenyamanan. Tersedia jalur listrik, air, wifi, jalanan yang dilalui pejalan kaki, parit/selokan, dst dst.
Saya rasa harganya sepadan dengan ambience yang kita dapatkan di area. Kontur parkiran aja ga serta merta dicor tapi dibuat lebih menyatu dengan alam sekitar. Luas parkirnya sih agak bikin was was ya kalau ternyata yang nginep banyak yang bawa mobil. Cuman ya kemarin cukup aja sih. Sepertinya emang banyak yang bawa motor sih kemarin.

Overall, kami puas menginap di Bobocabin Baturraden Purwokerto.

Tinggalkan komentar