Oke. Setelah lama saya durhaka, kali ini saya kembali lagi. Hehe. Untuk mengawali renaissance saya yang sementara ini, saya akan mengawalinya dengan curhat dengan selingan hikmah di balik cerita yang saya alami hari ini. Kenapa saya bilang sementara? Ya mengingat sebentar lagi saya akan mengurusi CompFest 2010, Baticube, dan UAS. Hehehe.
Pagi ini saya kuliah. Percaya atau tidak, kali ini saya berada di kelas Bu Aminah – Operational Research dalam keadaan segar. Benar, saya tidak tidur di dalam kelas walaupun sempat terpejam beberapa detik. Hehehe. Resepnya? Ya setelah mencoba tips-tips yang pernah saya jabarkan sebelumnya [baca artikel sebelumnya], saya mencoba hal baru, yakni minum kopi. Ya, ternyata untuk awal-awal ini berhasil juga. Hehehe.
Setelah kuliah, saya menyelesaikan urusan ini dan itu. Setelah itu saya ke SMESCO dalam rangka fiksasi plotting area saat hari-H CompFest 2010. Yang saya sesalkan hari itu yakni saya merasa useless saat itu. Di dalam gedung itu, saya ternyata tidak dibutuhkan untuk datang. Hehe. Akan tetapi, saya mencoba bersabar hingga semuanya rampung. Dan beneran saat itu saya belum dibutuhkan. hampir maghrib semuanya udah kelar dan semuanya pulang ke habitat masing-masing. Hehe.
Nah, pengalaman seru yang saya dapatkan hari ini adalah MACET. Sepertinya hal mengesankan ini tidak akan saya dapatkan di Surabaya. Ya mengingat kemacetan yang saya alami ini merupakan kemacetan terpanjang yang pernah saya alami. Dalam kemacetan itu, saya belajar beberapa hal.
- Saya jadi belajar untuk lebih bersabar. Hehehe. Aje Gile. Udah lalu lintas ruwet kayak gitu, ada aja yang asal ngendarain motornya. Ya, mungkin bagi yang nyupir mobil, pasti perasaannya lebih ga karuan. Hehehe. Sumpah, tadi udah 4 kali saya hampir mengalami tabrakan fatal. 2 kali hampir menabrak dan 2 kali udah ditabrak. Hehe. Untung aja pas macet, kan kecepatannya tidak seberapa. Begono. 😛
- Saya jadi belajar bahwa kemacetan itu melatih keseimbangan diri dalam mengendarai motor. Yups, kudu gesit dan selalu waspada. Lengah dikit atau ngantuk dikit, udah deh, bablas aja. Hehe. Pernah sih saya itu merem bentar (hitungan kurang dari 1 detik), pas saya melek, jarak antara motor saya dengan sebuah mobil sudah sejauh biji jarak. Haha. Lebay yak. Jadi kesimpulannya, tetap waspada ya kalau mengendarai motor. 😉
- Macet itu ternyata terjadi karena dua hal,
- Sistem. Maksud saya di sini karena adanya jalanan yang kurang teratur. Mengapa saya bilang seperti ini? Karena sepanjang jalan dari Gatot Subroto (tempat SMESCO berada) hingga Tanjung Barat (hampir Depok) itu macet parah karena adanya pertigaan atau ‘lubang’ balik arah. Nah, kalau udah macet karena sistem itu macetnya bisa berkilo-kilo (kilometer loh, bukan kilogram, hehe)
- Ulah manusia. Maksud saya seperti angkot yang berhenti menaikkan penumpang di tempat yang tidak semestinya. Ya untuk hal ini katanya sih angkot tidak bisa disalahkan. Mengapa? Ya karena angkot menuruti apa kata konsumen kan (baca: penumpang). So nanti kalau mau numpang angkot, cegat angkot di tempat yang agak bagus yah. Bukan di tikungan atau di jalanan yang sempit. Namun saya agak jengkel juga kalau ada angkot yang ngetem. Itu njengkelin abis. Bzzz. Trus hal lain yang saya lihat selain kedua hal di atas yakni karena ada syuting. Hah? Syuting? Yups, kalau ada syuting, maka orang yang lewat dijamin ngewe sebentar. Nah itu yang bikin lambat dan akhirnya macet. Hehehe. Saya termasuk korban soale. 😛 Hehehe.
Bagaimana kabar teman? Pernahkah Anda mengalami macet seperti saya? Hehehe. Boleh dah share di komentar.
Tinggalkan Balasan ke hersu Batalkan balasan