Perihal Mahameru

Part 1: Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, dan Kalimati | Part 2: Summit Mahameru | Part 3: Kesan dan Tips
Full Trip Photos

Berawal dari adanya “liburan kontroversial” pada Bulan Mei 2014 lalu, keinginan menaklukkan Mahameru pun semakin kuat. Terdapat 2 hari libur pada tanggal 27 dan 29 Mei (Selasa dan Kamis), entah libur apa saja waktu itu. Jika cuti Senin, Rabu, dan Jumat, maka cuti rasa “liburan panjang” bisa didapatkan.

Nah teman saya yang ngebet banget pun langsung mencari trip pendakian Mahameru untuk memanfaatkan momen liburan tersebut, padahal cuti yang dimaksud seminggu kemudian. Iya, sangat mendadak sekali. Haha. Dengan sedikit nego sana sini, ia pun berhasil mendapatkan trip dan kami langsung memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan sebelum pendakian. Yang paling susah waktu itu mendapatkan surat kesehatan sebab penyelenggara trip meminta buru-buru sedang kami harus menyesuaikan waktu dengan jam kerja.

Selamat Datang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Selamat Datang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)

Berangkat menuju Malang

Dengan Matarmaja, kami berangkat Sabtu siang hari dari Stasiun Pasar Senen bersama rombongan yang lain. Tak hanya kami, terlihat banyak sekali pendaki lain yang hendak berangkat dari stasiun ini. Rasanya semua penumpang stasiun hari itu memakai ransel gunung semua. Pun kereta Matarmaja, bagasi kereta dan kolong tempat duduk sudah dipenuhi dengan ransel gunung masing-masing penumpang.

Selama perjalanan, kami saling berkenalan, bermain kartu, serta permainan ringan lainnya, untuk memicu gelak tawa dan sekadar membunuh bosan. Pagi keesokan harinya kami akhirnya tiba di Stasiun Malang. Perjalanan menuju basecamp, kami menggunakan jeep dan truk. Tak lupa kami membeli sarapan serta perbekalan yang belum dibawa.

Kereta Ekonomi Matarmaja Jakarta Malang
Kereta Ekonomi Matarmaja Jakarta Malang
Kereta Ekonomi Matarmaja Jakarta-Malang
Kereta Ekonomi Matarmaja Jakarta-Malang

Tiba di Basecamp

Tidak mudah. Ternyata pendakian Mahameru sudah mencapai batas kuota pada Hari Minggu, jadi kami tidak bisa memulai perjalanan saat itu. Konsekuensinya kami pun harus mengubah rencana pendakian yang awalnya akan bermalam di Ranu Kumbolo pada malam pertama menjadi malam kepulangan. Katanya persis seperti jalan cerita pendakian di Novel 5 cm. (Oh ya?)

Malam pertama pun kami habiskan di Ranu Regulo, sebuah camping area yang tersedia di komplek basecamp Semeru.

Camping Ranu Regulo
Camping Ranu Regulo
Camping Ranu Regulo
Camping Ranu Regulo

Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, dan Kalimati

Keesokan pagi harinya, kami langsung bergegas menuju basecamp dari Ranu Regulo untuk melakukan registrasi ulang dan menghadiri briefing singkat dari para relawan Semeru. Hampir tengah hari, kami baru bisa memulai pendakian. Sebab rombongan pendakian cukup banyak, maka dibagi menjadi beberapa tim kecil agar keamanan tiap anggota rombongan tetap terjaga dengan baik. Berbekal pendakian Sindoro dan Cikuray, saya dilantik menjadi leader salah satu tim kecil.

Checklist sebelum berangkat
Checklist sebelum berangkat
Resort Ranupani
Resort Ranupani

Teorinya sih setiap tim kecil seharusnya tetap bersama dari awal hingga akhir perjalanan. Pada kenyataannya banyak tim kecil lain yang salah satu anggotanya tertinggal di belakang, namun anggota lainnya sudah jauh melanglang buana di depan. Ya akhirnya ia pun bergabung dengan tim kecil lainnya yang berada di belakang. Bagusnya dari penyelenggara trip ini, mereka menugaskan 2 orang sebagai sapu jagat, mereka akan selalu berada di paling belakang, untuk memastikan bahwa tidak ada anggota trip di posisi paling belakang yang akan sendirian.

Ranukumbolo
Ranukumbolo
Ranukumbolo
Ranukumbolo

Singkat cerita berbagai pos kami lalui dan beristirahat sejenak di Ranu Kumbolo pada sore hari. Nah di daerah sini nih yang paling kontroversial, dari Ranu Kumbolo menuju Oro-oro Ombo, kami harus melalui sebuah bukit yang dinamakan Tanjakan Cinta. Mitosnya jika pendaki berhasil mencapai puncak tanjakan tanpa menoleh ke bawah dan terus mengingat orang yang dicinta, maka keinginan untuk bersamanya akan terkabul. Mitosnya sih begitu. Ah saya sih tidak percaya mitos seperti itu, wong hasilnya tidak terbukti kok, saya bersama Maudy Ayunda. Mana katanya akan bersama. Hih! (yakale masberoh)

Tanjakan Cinta
Tanjakan Cinta
Tanjakan Cinta
Tanjakan Cinta

Sesampainya di Oro-oro Ombo yang menawan dengan tersebarnya bunga ungu di area tersebut. Orang sering menyebutnya Lavender, padahal bukan. Nama sebenarnya apa gitu, Baraelis apa gitu. Kami tentu berfoto ria hingga langit cukup gelap seperti hendak hujan. Kami pun bergegas menuju pos selanjutnya dengan tujuan pos akhir hari tersebut, yakni Pos Kalimati.

Oro-Oro Ombo
Oro-Oro Ombo
Verbena brasiliensis
Verbena brasiliensis

Kami tiba di Pos Kalimati malam hari. Anggota rombongan yang sudah sampai duluan sudah mendirikan tenda dan mencari area tenda bagi rombongan yang belum datang. Setelah makan cukup enak dan cukup istirahat, bukannya bisa nyenyak tidur istirahat, kami diberi kabar oleh ketua rombongan besar, bahwa pendakian akan dimulai tengah malam. Hah? Ini tidur saja belom, bisa bahaya kalau misal kurang istirahat saat summit (pendakian menuju puncak). Saya pun langsung menyempatkan tidur walau hanya satu jam dua jam, yang penting meminimalisir risiko kelelahan selama summit.

Part 1: Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, dan Kalimati | Part 2: Summit Mahameru | Part 3: Kesan dan Tips
Full Trip Photos

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.