Part 1: Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, dan Kalimati | Part 2: Summit Mahameru | Part 3: Kesan dan Tips
Full Trip Photos

Summit Mahameru
Tengah malam kami berkumpul untuk briefing singkat dan doa bersama sebelum memulai pendakian. Ada yang ikut summit malam itu, ada yang tidak sebab kondisi badan yang kurang mendukung. Berbekal roti, air minum 2 liter (untuk saya dan teman saya), serta kamera, saya siap memulai perjalanan summit.
Beberapa saat awal pendakian, track pendakian masih sepi sehingga kami masih bisa leluasa berjalan secara rombongan. Mendekati tanjakan pasir, tak disangka antrian panjang yang macet terlihat menghiasai track hingga puncak Mahameru. Pantas saja, ketua rombongan menyarankan untuk memulai pendakian sejak tengah malam. Rombongan lain yang kurang sabar menyerobot sana sini sehingga kami pun yang awalnya satu baris terpecah menjadi beberapa tim. Itu pun ada beberapa dari kami yang memutuskan untuk kembali ke Pos Kalimati, mungkin mereka tidak yakin mereka bisa sampai puncak dengan kondisi yang mereka alami saat itu.
Saya tetap kekeuh untuk mencapai puncak, hingga akhirnya saya dihadapkan dengan tanjakan pasir. Sungguh medan yang satu ini membuat saya cukup putus asa. Gila saja, saya melangkah 3 kali, pasir Semeru membawa saya turun kembali ke tempat saya sebelum melangkah, bahkan pernah lebih bawah dari itu. Aaaarrgghh…


Hampir Menyerah
Singkat cerita saya akhirnya hanya bersama dengan teman saya di tanjakan pasir tersebut. Yang lainnya entah di mana, kami terpisah. Untung saja saya bawa roti dan minum cukup banyak sehingga cukup mengisi perut dan menawar dahaga selama pendakian.
Sampai akhirnya ia hampir menyerah. Ia bilang lelah dan sudah tidak kuat untuk mencapai puncak. Ia bahkan sempat bilang bahwa saya pergi saja sedang ia akan menunggu di situ hingga saya turun kembali. Ah tidak, kan dia yang ngebet sampai Puncak Mahameru, kok malah jadi cuma saya yang nantinya sampai Puncak Mahameru. Dengan berbekal motivasi bahwa puncak sudah terlihat dan yakin bahwa itu beberapa meter lagi, akhirnya secara misterius dia bangkit melangkah lagi untuk mencapai Puncak Mahameru. Mungkin dia tidak enak dengan saya, atau hal lainnya. Ya sudah, yang penting kami akhirnya sampai Puncak Mahameru.
Sampai di atas, kami foto-foto sebentar dan langsung turun. Sebab hari sudah terik dan memang seharusnya kami sudah tidak boleh berada di Puncak Mahameru pada jam-jam tersebut. Dengan kondisi sepatu yang sudah bolak-balik terisi dengan pasir, akhirnya saya tiba kembali di tenda Pos Kalimati. Roti sudah habis dan botol air pun kosong, ah untung saja saya kekeuh bawa, kami pun lalu tidur pulas membalas kurang tidur semalam.


Bermalam di Ranu Kumbolo
Sore harinya kami melanjutkan perjalanan untuk bermalam di Ranu Kumbolo. Sinar lampu tenda yang gemerlap menambah keanggunan Ranu Kumbolo saat malam hari jika dilihat dari atas Tanjakan Cinta. Saya sendiri langsung tidur seusai makan malam.
Cukup dingin di pagi hari namun tidak sendigin yang diceritakan, yang katanya pinggir tenda bisa membeku saking dinginnya di Ranu Kumbolo. Saya berkeliling mengambil foto Ranu Kumbolo. Hingga akhirnya setelah sarapan, kami langsung bergegas menuju basecamp untuk mengejar jadwal kereta yang akan mengantar kami kembali ke ibukota.

Part 1: Tanjakan Cinta, Oro-oro Ombo, dan Kalimati | Part 2: Summit Mahameru | Part 3: Kesan dan Tips
Full Trip Photos