“Yuns, mau ikut ke Bangka gak lihat matahari terbenam, eh, gerhana matahari?”. Sebuah ajakan yang langsung saya jawab seketika, “Yuk cuss!”. Alhamdulillah diberikan kesempatan dan rejeki berwisata di tahun 2016 lalu. Apalagi tujuannya di luar Pulau Jawa, selain Bali dan Lombok ya, itu kesempatan langka bagi saya.
Singkatnya saya kemudian membeli pesawat, tiketnya pergi pulang (PP) rute Jakarta (CGK) – Pangkal Pinang (PGK). Rombongan lainnya sudah beli duluan dan berbeda jadwal. Ada 3 orang yang sudah tiba duluan di Bangka di hari sebelum kami bertiga lainnya. Setibanya di bandara, kami sowan dulu ke orang tua teman kami yang bertugas di Angkasa Pura. Setelahnya kami baru memulai perjalanan wisata Bangka.
Kuliner
Kelaparan telah menuntun kami ke sebuah tempat makan yang entah apa namanya. Kami mencoba kuah kuning ikan apa gitu. Setelahnya kami mencoba Es Anggrek di tempat yang berbeda. Berhubung Mie Bangka tidak ada yang halal di Bangka maka kami sudah jauh-jauh membuang niat ingin mencobanya di sana. Entah ya kalau misalnya ada yang halal, kalau Mie Bangka yang dijual di Jakarta sih katanya sudah disesuaikan.
Museum Timah
Mungkin bukan tujuan menarik bagi kebanyakan orang tapi Bangka dikenal maju dengan produksi timahnya. Museum ini memuat alat-alat pertambangan timah pada zaman dahulu kala hingga sekarang. Tersedia juga oleh-oleh Bangka dengan bahan dasar timah, harganya terjangkau kok.
Pantai Tanjung Pesona
Kami berkunjung ke beberapa pantai antara lain Pantai Tanjung Pesona dan Pantai Parai Tenggiri. Seperti halnya khas pantai di Bangka-Belitung (Babel), berderet batu-batu raksasa yang menghiasi pesisir pantai. Pantai masih cukup bersih dan berwarna biru, pasirnya juga cukup lembut. Sayangnya saja saat itu saya tidak siap baju atau pakaian untuk bermain-main di pantai. Lagipula saat itu kondisinya siang bolong atau menjelang senja. Jadi kami mampir sekadar mengambil foto-foto saja.
Puri Tri Agung
Hmm mungkin menarik kali ya kalau menjelajah pantai di sekitar Puri Tri Agung. Berhubung kami sudah lapar lagi maka kami pun tidak berlama-lama di tempat ini. Sekadar foto-foto saja di kawasan wisata.
Pantai Parai Tenggiri
Sama halnya saat kami berkunjung ke Pantai Tanjung Pesona, setibanya kami di Pantai Parai Tenggiri, kondisinya sepi. Mungkin memang lebih menarik dan terkenal Belitung kali ya ketimbang Bangka. Oh iya, untuk masuk ke area pantai ini, tergantung jam buka kawasan resort ya. Dan pantai ini cocoknya dikunjungi saat matahari terbit, bukan matahari terbenam.
Gerhana Matahari
Saat itu diperkirakan gerhana matahari total hanya akan terlihat di beberapa daerah, salah satunya Pulau Bangka. Tepatnya saat itu pemerintah menyediakan tempat berkumpulnya warga menyaksikan gerhana matahari di Pantai Penyak/Terentang. Saya sendiri berkunjung ke Bangka tidak berniat khusus untuk menyaksikan gerhana matahari total namun ya saya anggap bonus saja.
Kami berangkat dini hari dan setibanya di pantai tersebut, suasananya agak gelap dan ramai sekali. Untunglah kami bisa parkir kendaraan dengan tenang sebab sudah disediakan parkir VIP oleh orang tua teman kami, Mbak Maya. Terima kasih banyak lho.
Mercusuar Tanjung Kalian
Di perjalanan yang panjang menuju pantai Tanjung Kalian ini, kami beli cempedak. Jadilah kami menikmati pantai sore dengan cempedak. Enak juga, gabungan antara nangka dan sirsak kali ya. Sebelum matahari terbenam, kami berempat naik ke atas puncak mercusuar. Untung saja sepi juga jadi tidak berjubel di atas dan kami bisa bersantai sejenak hingga matahari mulai terbenam.
Semoga ada kesempatan wisata ke Belitung ya. Eh saya bikin videonya lho ini. Monggo disimak di YouTube.
amyunus 