Selama bertahun-tahun, gue track pengeluaran tapi ada beberapa masa hiatus karena cara budgeting yang kurang pas. Setelah menikah, gue coba cara lain dalam budgeting dan selama 6 bulan ini gue berhasil konsisten dalam track pengeluaran gue sehari hari. Gue mau share gimana cara budgeting ala gue.
Gue ga bilang cara gue terbaik, but I say this works for me. Kalau kamu udah ketemu cara yang pas, boleh lah dilanjut aja. Kalau belum nemu cara yang pas, nah mungkin cara gue ini bisa jadi inspirasi.
Jadi gue itu ada budget bulanan dan budget tahunan. Kenapa ada budget tahunan? Karena gue anggep budget bulanan itu pengeluaran rutin yang paling ngga ada 1x transaksi dalam 1 bulan. Tapi kalau misal ada pengeluaran yang bulan ini ada, bulan ini engga, misalnya servis kendaraan, itu gue masukin budget tahunan. Biasanya nih ya budget tahunan gue nih isinya pengeluaran yang nilainya gede. Contoh lainnya ya bayar domain dan blog ini. Semoga aja ya setelah ini ada sponsor blog yang komisinya nutup biaya domain dan blog ini. #kode

Budget bulanan
Pengeluaran rutin bulanan gue bagi jadi 5 kategori : Makanan & minuman, Transportasi, Gaya hidup, Housing, Lainnya. Kategori Makanan dan minuman, termasuk sarapan, makan siang, makan malam, jajan, dan belanja bulanan untuk dimasak. Kategori Transportasi termasuk bensin, parkir, krl, bus transjakarta, mrt, bahkan ojek online. Kategori Gaya hidup termasuk pulsa, internet, nonton bioskop, makan enak. Housing termasuk listrik, LPG, deterjen.
Kategori Lainnya ya pengeluaran apapun yang tidak termasuk dalam 4 kategori sebelumnya. Kasus gue, pengeluaran Lainnya ini termasuk pengeluaran yang jarang dilakukan rutin 1 bulan sekali. Misalnya kirim dokumen lewat kurir/pos, potong rambut. Oh iya, dulu sempet ada kategori Personal, jadi kategori ini mencakup beli sabun muka, sabun mandi, potong rambut, dst. Tapi agaknya kurang relevan untuk di-track dalam kategori sendiri.
Jadi kalau misalnya kamu ada pengeluaran yang memang tidak termasuk 4 kategori di atas tapi cukup rutin dan kalian merasa perlu track, dibuat kategori khusus aja. Housing ini contoh kategori yang baru ada setelah gue menikah. Atau kalau untuk cewek kan misalnya ada kategori kecantikan yang mungkin bisa mencakup biaya ke salon, perawatan, dan beli peralatan kosmetik. Atau fashion misalnya, kalau ternyata ada aja baju/celana/sepatu/fashion lainnya setiap bulan.
Budget Tahunan
Ide munculnya budget tahunan ini dulu rasanya beraaat banget untuk nyatet. Misalnya budget servis motor atau liburan. Kan gede tuh biasanya, pas dicatet, eh budget bulanan langsung merah alias negatif! Rasanya kalau liat budget negatif kan gimana gitu ya. Akhirnya ga dicatet deh pengeluaran semacam itu. Trus ternyata malah keterusan ga nyatet pengeluaran seterusnya. Zzz.
Nah setelah menikah, gue coba track pengeluaran ini dalam budget tahunan. Budget ini hanya berlaku one time a year, baru reset ke nilai semula kalau udah ganti tahun. Kalau budget bulanan kan reset setiap bulan. Misalnya nih pengeluaran untuk peralatan dapur, elektronik rumah tangga, jalan-jalan, dst.

Budget Lainnya
Gue juga baru baru ini set budget spesial, ga termasuk dalam budget bulanan dan budget tahunan. Kenapa kok bisa ga masuk dalam kedua kategori bulanan atau tahunan? Karena pengeluarannya bisa lintas tahun. Dalam kasus gue ini, budget kehamilan.
Budget kehamilan ini mencakup biaya selama kehamilan, mulai dari check up, suplemen, lab test, fashion kehamilan, prenatal exercise, dan perayaan kehamilan. Detail biaya kehamilan ini gue bahas di post tersendiri.
Setelah budget kehamilan, gue juga set budget untuk baby. Budget ini mencakup pembelian baju bayi, peralatan bayi, stroller, dst. Hal ini penting di-track karena biar ga kebablasan beli keperluan bayi yang terlalu banyak, terutama untuk keperluan bayi yang hanya bisa dipakai saat new born. Kan sayang ya kalau misal hanya dipakai dalam beberapa bulan saja.

Gue pakai aplikasi untuk nyatet segala pengeluaran ini. Namanya Toshl, gue juga pernah bahas di blog ini. Cuman mungkin nanti bakal gue refresh agar lebih mudah dimengerti.
Cuman kalau kalian udah cocok pakai aplikasi lainnya ya boleh aja dipakai. Atau kalau mau pake buku catatan fisik, juga boleh. Pake metode budgeting ala Kakeibo, juga boleh. Ya senyamannya aja.
Buat kamu yang baru mulai budgeting, start small. Mungkin waktu bugdeting, kategorinya ga sebanyak itu. Cukup yang sederhana aja juga tidak apa apa, misal 1) makan 2) transport 3) lainnya. Kategori akan berkembang seiring waktu.
Karena yang susah dari budgeting itu bukan nyari aplikasi atau bukunya tapi konsistensi mencatat pengeluarannya
amyunus, 2020
Disclaimer : Ini bukan saran keuangan, gue cuma share/berbagi info saja. Info ini diikuti atau engga, semua risiko ditanggung sendiri.
Satu respons untuk “Budgeting Personal”