Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Naik Gunung

Mendaki gunung memang merupakan kegiatan yang menarik. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan/dilakukan bagi pendaki baru (pemula) sebelum/saat mendaki gunung. Semua di bawah ini merupakan hasil dari pengalaman, bisa benar dan banyak salah serta kurangnya. Hehehe.

Post ini sebenernya udah ditulis lamaaaaaa banget. Sekarang soalnya gue udah engga pernah naik gunung lagi. Dan rencananya pun ga bakal naik gunung lagi. Cuman pas mau bersih-bersih draft kok kayaknya sayang juga buat dihapus. Jadilah gue edit dan lengkapin pake gambar. Biasanya tulisan dengan 1000 kata lebih, gue bagi jadi 2 bagian. Cuman ya sudah lah ya, khusus ini jadi 1 post aja.

TL;DR

  1. Alas Kaki. Wajib khusus outdoor, boleh sandal, direkomendasikan sepatu hiking.
  2. Penutup badan. Wajib sarung tangan dan kaus tangan, direkomendasikan bawa cadangan khawatir jika salah satunya basah.
  3. Slayer, kupluk. Buff lebih mudah dipakai.
  4. Jaket. Wajib dipakai, boleh waterproof, windproof, breathable, dsb, guna menghalau dingin.
  5. Cadangan pakaian. Wajib ada, dry fit lebih bagus sebab lebih cepat kering.
  6. Logistik mencukupi, terutama air.
  7. Snack. Wajib protein tinggi dan praktis.
  8. Olahraga. Minimal lari, boleh variasi.
  9. Naik melandai, turun berundak. Ya hanya rekomendasi.
  10. Pelumas otot. Wajib bawa agar otot tidak mendingin.
  11. Alat bantu cahaya. Boleh senter, headlamp lebih canggih.
  12. Tas carrier. Jangan lupa pelajari trik packing yang rapi.
  13. Plastik. Agar barang-barangmu di tas terlindungi.
  14. Tingginya gunung yang didaki bukan prestasi. Teman, pengalaman, dan tantangan lah yang dicari.
  15. Lo bisa muncak, lo juga harus bisa turun kembali.
  16. Pilihan jalan boleh beda, asal bertemu di tujuan akhir.
  17. Sifat asli seseorang seringkali muncul saat mendaki.
  18. Selalu riset dan totalitas mempersiapkan diri.
  19. Sefisiknya lo aja. Itu kata teman gue yang sudah ahli.
  20. Mengumpat, mengeluh, marah di gunung, sebaiknya dihindari.
  21. Sapalah setiap orang yang lo lewati atau melewati lo. Bisa jadi itu jodohmu nanti. #eh

Detail

Direkomendasikan memakai sepatu untuk meminimalisir potensi lecet akibat gesekan dengan batu/akar. Terutama saat turun hujan, sepatu sangat berguna melindungi kaki agar tidak basah dan kedinginan. Banyak juga sih yang memakai sandal tapi sangat direkomendasikan untuk memakai sepatu ketimbang sandal. Menurut gue, sandal sangat cocok dipakai di area camping.

Selain baju dan celana, sangat disarankan membawa alat yang bisa menutup kuping, telapak tangan, dan telapak kaki dengan baik. Misalnya kupluk, slayer, buff, sarung tangan, kaos kaki, dsb. Beberapa peralatan penting tersebut biasanya digunakan untuk menghalau hawa dingin menyerang.

AMYunus

Slayer/buff wajib dibawa untuk meminimalisir efek asap belerang yang berpotensi mengganggu sistem pernapasan. Selain itu, sangat berguna untuk meminimalisir efek angin dingin yang bisa membuat badan menjadi hipotermia.

Jaket sangat diperlukan untuk menghalau hawa dingin serta angin kencang yang menghantam tubuh (windproof). Ada juga yang digunakan sebagai pelindung saat hujan (waterproof).

Oh iya, jaket juga merupakan alat wajib yang harus dibawa agar lo tambah anget di gunung. Gue saranin jaket waterproof alias anti air agar pas hujan atau enggak, lo masih bisa pake tanpa ribet lepas pasang jaket. Boleh aja sih pake jaket biasa trus kalo hujan pake raincoat, cuma ntar lo bakal ribet aja gitu. Tapi opsional sih, gak wajib-wajib amat. Yang penting lo bawa sesuatu yang bisa ngelindungin lo dari hawa dingin dan hujan.

Kalo bisa bawa cadangan tapi gak usah lebay. Baju disesuaikan dengan lama perjalanan trip. Gue sih Sindoro yang sehari semalem cuma bawa 2 kaos, 1 dipake 1 cadangan. Kaos kaki juga kalo bisa bawa dua, agar kalo misal basah kena hujan, bisa ganti, jadi gak kedinginan.

Ngomongin menghindari pakaian yang basah agar gak kedingingan, jangan salah, gue keringetan di gunung yang dingin. Huahahaha. Waktu itu lagi turun gunung dengan segenap tenaga yang gue masih punya dan hasilnya sampai Pos 1, kaos katun gue basah kuyup. Setelah agak lama pas kaos udah gak begitu basah, paling nggak gak nempel di kulit, gue pun lepas kaos, dan gue ganti jaket. Hasilnya? Signifikan, gue udah gak ngerasa kedinginan lagi. Walaupun masih dingin, paling nggak lebih anget daripada pake kaos basah kena keringet.

Lo harus bawa persediaan logistik yang memadai agar lo gak tersiksa di jalan. Jangan bayangin di gunung ada warung yak, apalagi sevel. Ada warung sih, katanya di Lawu. Tapi tetep aja anggep default kagak ada warung di gunung. Bawa air putih agar bibir lo gak kering, soalnya kalo kering, berpotensi luka. Boleh juga bawa minuman berasa, misalnya Pocari Sweat, Mizone, Nutrisari, dsb. Emang sih ada beberapa gunung yang punya mata air. Ada juga yang jarang mata air, kayak Sindoro. Lo harus bawa berliter-liter air dari bawah untuk naik dan turun gunung.

Ngomongin logistik, yang tentunya bawa beras, lauk, dan makanan lainnya yang biasa dimakan di area camp, lo juga harus bawa snack yang bisa lo makan dalam waktu singkat, praktis, bahkan sambil jalan. Agar lo bisa mengisi energi lo lagi yang sedang kelelahan saat naik/turun gunung. Snack yang gue rekomendasiin sih sejenis cokelat aja. Misalnya Beng-Beng, Snickers, M&M, Cha Cha, dsb. Kalau ada snack yang laen, boleh, yang penting bisa mengisi energi lo dengan praktis.

Biar lo nggak kaget dengan lumayan ekstrimnya naik/turun gunung dengan jalanan yang cukup terjal, lo kudu punya persiapan yang cukup. Mulai dari stamina yang oke. Lo kudu melatih badan lo bisa ngebawa beban di punggung seberat belasan kilogram. Otot yang sangat diperlukan itu kaki menurut gue. Selain itu katanya kudu melatih cara berjalan dan bernapas di gunung, dengan ritme yang teratur dan konstan. Kalo nggak gitu, lo bakal mudah terengah-engah.

Menurut gue, paling enak kalau naik, melangkah di jalanan yang landai, bukan tangga berundak. Kalau turun, melangkah di jalanan yang berundak agar tidak mudah terpeleset, lain halnya di jalanan yang landai terutama saat/setelah hujan. Himdari melompat agar bebam tidak terpusat di lutut yang membuat fisik semakin capek. Tapi tergantung juga sih, itu menurut pengalaman gue aja.

Tentang stamina, lo juga wajib bawa pelumas otot. Yang berbentuk koyo boleh, gel juga boleh. Kalo gue, koyo agak gak mempan. Gunanya saat lo kecapekan, lo bisa dengan mudah melemaskan otot yang tegang, terutama waktu kram, berguna banget. Saat kedinginan dan sekiranya otot lo membeku, lo bisa manasin otot dengan pelumas ini.

Katanya sih lo gak usah maksain diri. Kalau udah ngerasa capek, berhenti sejenak untuk istirahat. Bilang ke rombongan agar gak ketinggalan. Sefisiknya lo aja, kata temen gue.

Ngomongin perjalanan, lo wajib bawa senter atau headlamp agar bisa fleksibel melanjutkan perjalanan di saat cahaya minimum bahkan gelap total. Gue rekomendasi untuk beli headlamp agar kedua tangan lo bisa leluasa. Jangan lupa juga untuk bawa baterai yang cukup sesuai lama perjalanan, plus baterai cadangan.

Tas carrier yang bagus menentukan kondisi masa depan punggung lo. Jadi gak usah main-main dengan tas carrier yang murah tapi malah bikin kondisi punggung memburuk. Kalau ada yang murah tapi bagusan boleh sih. Seberapa besar tas carrier yang diperlukan tergantung dari tipe trip yang dijalani. Gue sih rekomendasi tas carrier 80 liter.

Jangan lupa lapisin plastik untuk setiap peralatan lo, terutama pakaian lo. Kalau bisa carrier lo di dalemnya lapisin tas plastik trash bag yang super gede. Biar kalau hujan deres, air gak nembus ke dalem tas dan ngebasahin peralatan/pakaian lo. Walaupun udah pake raincover, itu gak jamin dalem tas gak akan basah. Apalagi pas hujan deres. Soalnya kalau basah, gue udah bilang kan, di gunung, yang basah tuh berpotensi membuat badan lo lebih dingin. Gue ingetin lagi ya, setiap peralatan/pakaian lo, pastiin kalo udah terbungkus plastik.

Yang paling penting dan bukan termasuk golongan perlengkapan dan stamina, lo jangan pernah coba-coba untuk mengumpat, mengeluh, marah di gunung. Atau mau nyoba? Huahahahah.

Oh iya, awalnya gue ngira mendaki gunung lebih tinggi, lebih oke. Ternyata nggak, ketinggian gunung yang ditaklukkan bukan cuma satu-satunya faktor pendakian itu menantang. Faktor lainnya tipe track yang dilalui dan titik ketinggian permulaan pendakian. Kayak pengalaman gue di Sindoro, gue mulai dari 1600 mdpl (menurut jam keren punya temen gue).

Anyway mendaki 1 kilometer dengan jalan kaki 1 kilometer itu beda banget. Gue udah sering jalan 2 kilometer. Tapi effortnya bisa sama aja kayak mendaki 50 meter. Huahahaha.

Dan jangan cepat berpuas diri saat lo nyampe puncak. Lo harus ingat, ketika lo bisa berhasil sampe puncak, lo juga harus bisa berhasil turun gunung. It’s not over yet.

Pelajaran yang gue dapet dari perjalanan tersebut, it doesn’t matter which stone you stand for, the most relevant thing is you are able to reach the destination. And after you reach your destination, you have not done yet. Another new journey has been started.

Selanjutnya, perjalanan gunung memperlihatkan sifat asli masing-masing, kata temen gue.

Lalu satu hal lagi, lo kudu berasumsi bahwa lo bisa mengurus lo sendiri, jangan pernah berasumsi bahwa lo bisa ngandelin orang lain untuk ngurusin diri lo. Misalnya masalah logistik, lo harus bawa buat diri lo sendiri, jangan pernah berasumsi, ‘ah kan si itu udah bawa logistik, cukuplah kalo misal gue minta, gak banyak juga kok’. Bisa jadi itu akan nyusahib orang lain dan lo sendiri. Prepare yang cukup, gak boleh sampe kurang.

Selama perjalanan, lo bisa nemuin banyak banget orang ramah yang selalu menyapa dan bertegur sapa sejenak, dari mana, berapa orang yang ikut rombongan, dsb. Bahkan mungkin juga bertukar kontak. Lumayan, nambah network, bisa juga jodoh. #eaaa

Post ini udah ditulis lamaaaaa banget. Gue sendiri udah pensiun dini untuk hiking. Kalau ada yang kurang tepat, silakan dikoreksi saja.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.