Pernikahan

Berharap saya akan bercerita galau tentang keinginan menikah? NGGAK. Kamu nggak akan menemukan itu di sini Saya justru akan bercerita tentang jalannya sebuah acara pernikahan di kampung halaman saya, Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Negara Indonesia. Di manakah itu? Kalau kenal Kota Besar Surabaya, nah Kota Gresik itu tetangganya. Mau mampir? Ada makanan khas berupa Nasi Krawu dan jajanan khas berupa Pudak. Halah, kok malah jadi promosi kuliner, mari lanjut ke topik utama, pernikahan.

Jadi begini, akhir pekan lalu hari Sabtu, tanggal 17 September 2011, saya menyempatkan diri pulang kampung untuk menghadiri pernikahan kakak perempuan saya. Saya datang saat tenda acara pernikahan tengah dibangun di depan rumah. Jangan bayangkan latar depan rumah saya itu luas sekali, karena pada kenyataannya ia menyatu dengan jalan kampung selebar mobil yang saya pun tidak yakin bahwa mobil bisa lewat 😆 Tempat selebar itu nantinya akan digunakan sebagai tempat duduk para tamu. Iya, jadi jalan kampung itu `dibajak` agar hajatan pernikahan dapat dilaksanakan dengan lancar.

Tenda dibangun bareng-bareng dengan para tetangga. Para lelaki bekerja keras menyusun tiang tenda dan memasang atap dari terpal. Sedangkan para wanita menyiapkan jajanan yang bisa menjadi konsumsi para lelaki seusai mendirikan tenda. Saya pribadi senang sekali bisa melihat para tetangga yang murah hati bersedia meluangkan waktu membantu hajatan itu. Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran bermasyarakat di daerah saya masih tinggi 🙂

Siang hari, tepatnya ba’da shalat dzuhur, tenda itu selesai didirikan beserta panggung pernikahan yang dipasang di latar rumah tetangga bagian depan. Em, tetangga bagian depan itu sebenarnya rumah nenek dari pihak ayah sih 😆

Agenda pertama » pendirian tenda pernikahan dari pagi hingga siang hari

Setelah itu sore harinya ada acara lamaran. Nggak lama sih, sepertinya cuma sejam. Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu selaku keluarga / tetangga / kerabat pihak laki-laki. Mereka membawa jajanan yang sudah dihias sedemikian rupa. Bagus-bagus loh rupa jajanannya. Ada yang berbentuk durian padahal isinya susu kental manis. Ada juga yang berbentuk kura-kura padahal aslinya itu ikan. Dan bentuk rupa lainnya.

[foto jajanan saat lamaran coming soon]

Agenda kedua » Lamaran yang dihadiri oleh ibu-ibu

Setelah itu pada malam harinya para lelaki bekerja lagi melakukan dekorasi panggung pernikahan dan persiapan alat-alat pernikahan seperti sound system. Seusai dekorasi dan sound system siap, para lelaki masih betah untuk main kartu bareng hingga fajar menjelang.

Agenda ketiga » penyusunan kelengkapan peralatan seperti sound system

Nah, acara inti pernikahan ada di hari Ahad. Paginya ada rombongan yang mengantar pengantin lelaki ke rumah pengantin perempuan untuk menyatakan akad nikah. Pengantin perempuan juga sudah dirias sedemikian rupa agar terlihat cantik menawan serta pakaian khas pernikahan Jawa. Di acara ini dua keluarga bertemu, didampingi oleh penghulu dan para saksi pernikahan. Oia yang hadir di acara ini hanya para lelaki.

Agenda keempat » Akad nikah

Akad nikah itu diselenggarakan pukul 7.30 WIB. Kemudian pukul 9.00 WIB, diselenggarakan resepsi pernikahan yang khusus dihadiri oleh para undangan lelaki. Resepsi pernikahan ini berlangsung dengan selipan mauidhoh hasanah oleh salah satu tokoh agama di daerah saya, Beliau akrab dipanggil Pak Man.

Agenda kelima » resepsi pernikahan dihadiri para lelaki

Nah selain dihadiri khusus undangan lelaki, ada juga resepsi yang dihadiri khusus undangan perempuan. Acara ini diselenggarakan sore hari. Sama halnya dengan resepsi sebelumnya, pada resepsi kali ini juga diselipkan mauidhoh hasanah dari salah satu tokoh agama di daerah saya, Beliau akrab dipanggil Bu Farokhah.

Agenda keenam » resepsi pernikahan dihadiri para wanita

Eits, acara belum selesai. Masih ada acara tilikan dari keluarga pihak pengantin lelaki ke keluarga pengantin perempuan. Acaranya sih ngobrol-ngobrol saja menyambung tali hubungan.

Agenda keenam » Tilikan dari keluarga pihak pengantin lelaki ke keluarga pihak pengantin perempuan

Senin pagi, keluarga pengantin perempuan menyelenggarakan tilikan ke keluarga pihak lelaki sambil mengantarkan kedua mempelai ke rumah keluarga pengantin lelaki. Jadi kedua mempelai diarak bareng-bareng gitu. Saya juga ikut sih waktu itu.

Agenda keenam » tilikan dari keluarga pengantin perempuan ke keluarga pihak pengantin lelaki

Nah, setelah itu masih ada lagi loh acara sekali lagi. Saya kurang paham apa nama acaranya dan ngapain. Karena Senin sorenya saya sudah berada di stasiun untuk berangkat kembali menuju perantauan. 😀

Ternyata banyak juga ya rangkaian acaranya. Sungguh melelahkan. Tapi satu hal yang sama di setiap acara-acara itu, yakni pasti ada makan-makan atau jajan yang berlimpah. 😆 Ya mumpung kondisi sedang demikian, saya manfaatkan dong dengan sering-sering nyemil dan makan. Lumayan lah menambah berat badan 😛

Dan ada satu lagi kejadian penting di acara pernikahan kakak saya ini…

Bibi saya bertanya kepada saya, “Jadi nanti bakal kemana nih keluarga kamu akan berkunjung?”. Kalau tidak mengerti apa maksudnya, saya terjemahkan ya. Jadi intinya bibi saya menanyakan calon istri saya nanti itu orang daerah mana, jauh nggak dari kampung halaman 😆 Saya jawab deh akhirnya, bercanda sih niatnya, tapi ditanggepin serius sama bibi 😆 Yasudahlah, daripada saya capek speechless saat ditanyain begituan 😆

Baca juga : Menikah di tanggal 20 April 2019

Jadi, orang manakah calon pasangan kamu itu? eh salah nanya
Maksudnya, bagaimana adat pernikahan di daerah kamu? 😉