Bali (2019) – Part 2

Pos ini merupakan lanjutan pos Bali (2019) – Part 1. Dibagi menjadi 2 pos agar tulisan tidak terlalu panjang dan pembahasan lebih fokus saja. Yuk cuss ngobrolin Nusa Penida dan Alas Harum.

Hari 4 : Trip Nusa Penida, termasuk Crystal Bay, Angel’s Billabong, Broken Beach, dan Kelingking Beach

Ini trip yang gue damba-dambakan sejak lama. Jadi kami tiba di Pantai Sanur dekat gang Hang Tuah pukul 7.30 WITA. Kemudian check in ke booth pengelola kapal (atau beli tiket jika belum booking) dan bersiap naik speedboat yang berjadwal pukul 8.00 WITA. Perjalanan speedboat ke Nusa Penida sekitar 40 menit.

Urutan perjalanan di Nusa Penida cukup penting saat aspek ibadah berupa shalat zuhur-asar diperhitungkan. Jika demikian, sebaiknya tujuan Crystal Bay di poin terakhir karena dari Crystal Bay ke pelabuhan akan melewati kampung muslim jadi bisa numpang shalat di sana. Kebetulan trip kami ke Crystal Bay terlebih dulu jadi akhirnya saat pulang, jalan kami agak memutar nan panjang. Untungnya kondisi sedang agak sepi jadi tidak terjebak macet parah.

Oh iya, karena kami hanya one day trip di Nusa Penida, kami harus tiba lagi di pelabuhan paling lambat 16.30 WITA. Kapal akan berangkat berapapun jumlah penumpang yang datang tanpa ada waktu toleransi. Jadi fix, waktu di Nusa Penida untuk one day trip gue yakni 7 jam 50 menit.

Menurut gue tempat wisata paling spesial nan utama di Nusa Penida yakni Pantai Kelingking. Lainnya hanya pelengkap trip saja. Jadi menurut gue, kalau kalian punya pendapat yang sama, mending dikomunikasikan dengan driver bahwa Pantai Kelingking merupakan tujuan utama dari trip. Mau dikunjungi pertama kali atau terakhir walaupun hanya 2 tujuan wisata yang dikunjungi.

Hal-hal lainnya yang perlu diketahui yakni Angel’s Billabong dan Broken Beach berlokasi di tempat yang sama. Jalanan di Nusa Penida masih tidak bagus, tidak semulus Bali. Kalau naik motor sebenernya bisa saja tapi gue pribadi sih gak kuat kalau medannya demikian. Gue pernah melewati medan bebatuan dengan motor, waktu itu di Baluran (Banyuwangi), hasilnya tangan gue gemeteran. Kalau mau turun ke dasar Pantai Kelingking dibutuhan waktu 1-2 jam, belum lagi tenaga yang dibutuhkan untuk turun-naik.

Nusa Penida ada 2 bagian, barat dan timur, trip gue waktu itu berlokasi barat. Rekomendasinya sih trip ke bagian timur disarankan di hari yang berbeda. Selain ke Nusa Penida juga bisa ke Nusa Lembongan, jalanan lebih bagus dan menonjolkan keutamaan berupa atraksi atau aktivitas yang bisa dilakukan di sana.

Dulunya memang Nusa Penida dan Nusa Lembongan terkenal dengan trip diving. Katanya baru-baru ini saja (mulai 2017), Nusa Penida dan Nusa Lembongan diperkenalkan sebagai tujuan wisata yang tidak kalah menarik bagi non-penyelam.

Hari 5 : Minum Kopi di Tegalalang, Oleh-Oleh di Khrisna

Jujur gue ga punya referensi ketika bilang ke Bli Yogi untuk makan siang sambil minum kopi di Tegalalang. Kemudian Bli Yogi pun merekomendasikan kami ke Alas Harum. Di tempat ini tidak menawarkan makanan sama sekali, hanya menawarkan kopi dan teh saja. Kami ditawari free tester 8 jenis teh dan 6 jenis kopi, iya secara cuma-cuma. Di tempat ini, kita bisa mencoba Kopi Luwak seharga 50 ribu rupiah per cangkir. Oh iya, di tempat ini juga bisa berkeliling di area terasiringnya atau berfoto ayunan (swing), tapi gue ga begitu tertarik.

Istri saya heran kenapa Alas Harum berani untuk menawarkan tester dengan gratis kepada pengunjung. Kalau menurut gue sih, mereka menerapkan cross selling, yang penting dateng dulu karena ada free tester kemudian baru ditawarin produk macem-macem. Apa sih produk yang dimaksud? Kopi Luwak, snack berupa cookies, serbuk kopi luwak, serbuk jenis kopi dan teh yang disajikan sebagai free tester. Selain itu aktivitas berfoto di ayunan (swing) yang cukup mahal pun mungkin menarik pengunjung untuk mencoba.

Atau memang strategi Alas Harum saja agar diomongin oleh pengunjung ke keluarga atau teman, seperti yang gue lakuin sekarang. Alih-alih biaya terebut digunakan untuk memasang iklan atau baliho, biaya tersebut digunakan sebagai strategi Alas Harum meningkatkan promosi dari mulut ke mulut (Word of Mouth).

Nah terkait Khrisna, kenapa gue beli di sana, ga di tempat lain? Apakah Khrisna yang terbesar atau populer? Alasan sederhananya karena gue tahunya ya itu. Variasi oleh-oleh yang bisa dibeli cukup banyak jadi tidak perlu spesifik harus ke toko tertentu. Pun gue gak mau repot soal oleh-oleh. Jadi apakah harus dan rekomendasi ke Khrisna? Nggak juga.


Gimana kalau menurut kalian? Kenapa Alas Harum berani kasih free tester? Apakah mending ke Nusa Penida bagian barat atau timur? Atau malah mending ke Nusa Lembongan? Bagi pendapat kalian di kolom komentar ya.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.