Perihal Aku, Saya, Gue

Menarik, ketika saya terlibat dalam sebuah pembicaraan kemudian sang lawan bicara menggunakan kata ganti orang pertama secara berbeda. Ada yang menggunakan aku, saya, gue, eson (dengan pengejaan `e` pada sate dan `so` pada soto), atau bahkan menggunakan nama mereka sendiri.

Artikel menarik dengan topik yang sama dari Pak Sapardi Djoko Darmono

Aku

Biasanya nih, biasanya di pergaulan dekat ibukota, penggunakan kata `aku` ini menunjukkan kedekatan yang ekstra. Kata `aku-kamu` menjadi lazim untuk digunakan antara sepasang kekasih dan terasa wagu ketika digunakan dengan orang lainnya.

Lain lagi pada suku Jawa, penggunaan `aku-kamu` sangat lazim digunakan tanpa memperhatikan kedekatan pada lawan bicara. Di daerah saya sendiri, penggunaan `aku` biasanya digunakan di daerah kota, sedangkan pada daerah bukan kota, kata `eson` lebih sering digunakan. Entah kenapa, mungkin kata `aku` dianggap sebagai kata pengganti yang lebih gaul daripada eson.

Hahaha.

Saya

Kata pengganti orang pertama ini sering digunakan jika lawan bicara memiliki derajat yang lebih tinggi, misalnya kepada orang yang lebih tua. Penggunaannya terkesan formal, penghormatan, atau menunjukkan sebuah jarak hubungan terhadap lawan bicara.

Saya sendiri menganggap pembaca blog ini sebagai pihak yang saya hormati karena Anda membuat saya selalu semangat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran untuk dituangkan ke dalam blog ini.

Hehehe.

Gue

Gaul banget sih kedengarannya, mungkin karena penggunaannya diawali dari ibukota Jakarta. Padahal kata tersebut merupakan bahasa Betawi, bahasa suku yang awalnya menempati Jakarta. Penggunaan yang dirasa gaul tersebutpun menyebar ke kota-kota besar lainnya. Seolah enggak gaul kalau belum menggunakan `gue-elo`.

Saya sendiri merasa agak aneh sih ketika sesama suku Jawa menggunakan `gue-elo` dalam pembicaraan mereka. Jujur, ketika saya mengetahui teman saya merupakan asal suku Jawa, saya lebih sering menggunakan kata `aku-kamu` atau `aku-sampeyan`. Seolah-olah tidak ingin kehilangan suasana ke-jawa-an di ibukota.

Hahaha.

Teman saya pernah bercerita bahwa dia dapat mengenali kekasihnya sedang dalam keadaan emosi atau tidak dengan cara memperhatikan kata ganti orang pertama yang digunakan kekasihnya. Jika kekasihnya masih menggunakan `aku-kamu`, berarti suasana sedang kondusif. Lain halnya jika kekasihnya sudah menggunakan `gue-elo`, artinya suasana sedang tidak kondusif dan harus berhati-hati.

Hahaha.

Eh iya, ada juga yang lebih suka menggunakan kata ganti orang pertama dengan dirinya sendiri. Pada awal kuliah, saya sendiri masih kagok menggunakan `gue-elo` di kampus, akhirnya saya menggunakan cara ini. Namun lama-lama, terbawa juga dengan penggunaan `gue-elo` di pergaulan. Dan sekarang, memang rasanya agak aneh sih dan rawan menimbulkan kesalahpahaman dengan lawan bicara jika menggunakan nama sendiri sebagai kata ganti orang pertama. Ya seolah-olah sedang membicarakan orang ketiga, padahal sedang membicarakan diri sendiri.

Lebih suka menggunakan kata ganti yang mana?

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.